Penulis: Salim A. Fillah & Felix Siauw Halaman : 256 hlm Dimensi : 14 x 20cm Berat : 204 Gram ISBN : -3 Fisik : 1 Buku 2 Cover (bolak balik) Ta'aruf; -Kuantitas Bersamamu Di Jalan Dakwah Berliku + Beli sekarang. Islam Itu Mudah Rp 50.000 Rp 25.000. 2 Poin. Beli sekarang. Diskon 20%. Beli sekarang. Sunnah Sedirham Surga

En effet, depuis quelques années déjà, une pra tique s est installée dans la 3e religion brahmanique qui est l'islam, et gagne du terrain à travers le monde. Il s'agit donc de quoi? En faite, même si ce fait a existé ; la "dawa" qui consiste à prêcher dans la rue dans le but d'appeler les gens vers la religion est entrain de prendre de l'empleur en Afrique, dans le monde en général et en particulier en Côte d'Ivoire. En réalité, avant, c'était le christianisme qui excellait dans ce domaine. Mais aujourd'hui, chose est de constater que ce fait vient en puissance au niveau de l'islam. Ainsi, nous avons des prédicateurs comme Hamed Deedat ; le sud-africain d'origine pakistanaise et indienne qui fait des conférences et débats internationaux avec de grand pasteurs internationaux, nous avons aussi Abdul Majid théologien et docteur d'étude en religion comparée du côté de la RDC, l'imam Moctar au Cameroun, ainsi que la BAM, et la DDR en Côte d'Ivoire. En effet, la DDR qui signifie Dawa Dans la Rue est composé d'un duo de prédicateurs qui sont oustaz Diané dit ordinateur et Isamël Aka qui notons-le est fils d'un pasteur. En effet, ces prédicateurs qui semblent connaître la Bible et le coran par cœur ont choisi les rues ainsi que les réseaux sociaux comme plateforme pour faire des débats inter-religieux c est à dire, discuter et debattre avec des adeptes du christianisme aux travers des versets bibliques ou coraniques au sujet des points de divergence; expliquer la religion afin d'y attirer des personnes assoiffées de vérité; d'où le nom de l'autre groupe BAM qui signifie "Brigade Anti Mensonge" Cependant, comme dit plus haut, il faut dire qu'à une certaine époque seuls les adeptes deu christianisme prêchaient dans les rues comme Jean Baptiste dans la Bible. Cependant, il y'a quelques temps cette pratique a du succès auprès des musulmans ivoiriens qui ont emboîté le pas et prêchent l'islam dans la rue à travers les quartiers d'Abidjan et même à l'intérieur du pays. Notons que plusieurs personnes pour la plupart des chrétiens et des personnes n'ayant pas appartenu à aucune religon ont été converties aux travers de leur canal. Ainsi, nous avons des prédicateurs islamistes dans la rue tout comme les chrétiens. Alors, les prêches islamique dans la rue comme le christianisme ; qu'en pensez vous ? Likez, partagez et surtout abonnez-vous pour plus d'informations Content created and supplied by Papsntidiane via Opera News Opera News is a free to use platform and the views and opinions expressed herein are solely those of the author and do not represent, reflect or express the views of Opera News. Any/all written content and images displayed are provided by the blogger/author, appear herein as submitted by the blogger/author and are unedited by Opera News. Opera News does not consent to nor does it condone the posting of any content that violates the rights including the copyrights of any third party, nor content that may malign, inter alia, any religion, ethnic group, organization, gender, company, or individual. Opera News furthermore does not condone the use of our platform for the purposes encouraging/endorsing hate speech, violation of human rights and/or utterances of a defamatory nature. If the content contained herein violates any of your rights, including those of copyright, and/or violates any the above mentioned factors, you are requested to immediately notify us using via the following email address operanews-externalat and/or report the article using the available reporting functionality built into our Platform See More cameroun rdc MenimbulkanAntusias Gen Z di Jalan Dakwah . 2 Maret 2022 07:05 Diperbarui: 2 Maret 2022 07:15 92 Tidak perlu durasi yang lama dan juga tidak perlu berisikan materi yang berat atau sulit dipahami, melainkan konten yang singkat, padat dan jelas. dan yang bisa itu hanya yang memegang selendang rasul yaitu dakwah. Oleh karena itu, mari
Meski tantangan, rintangan, dan gangguan di jalan dakwah sudah pasti terjadi, sudah selayaknya para pengemban dakwah tetap memelihara sikap optimis. Optimis bahwa pada akhirnya pertolongan Allah Swt. akan segera tiba dan kemenangan dakwah akan segera datang. Sebabnya, pertolongan Allah Swt. itu amat dekat. Muslimah News, KAFFAH — Dakwah adalah jalan para nabi dan rasul Allah Swt.. Tak ada seorang nabi dan rasul pun diutus oleh Allah Swt. kecuali untuk berdakwah; menyampaikan risalah-Nya kepada umat manusia. Para nabi dan rasul adalah orang-orang mulia. Mereka adalah manusia-manusia pilihan Allah Swt.. Demikian pula tugas dakwah yang mereka emban. Sama-sama mulia. Begitu mulianya, tidak ada yang lebih baik daripada aktivitas dakwah. Allah Swt. tegas berfirman, وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ “Siapakah yang lebih baik ucapannya daripada orang-orang yang menyeru manusia ke jalan Allah, beramal saleh, dan berkata, “Sungguh aku ini termasuk kaum muslim.” QS Fushilat [41] 33 Namun demikian, sebagai bagian dari sunatullah, jalan dakwah bukanlah jalan yang mulus. Jalan dakwah adalah jalan terjal, penuh onak dan duri. Jalan yang kadang mengundang bahaya. Karena itu tak sedikit yang berguguran di jalan dakwah. Namun, tidak demikian dengan para nabi dan para rasul. Tak ada satu nabi dan rasul pun kecuali mereka tetap istikamah dan teguh di jalan dakwah. Salah satu contohnya adalah Nabi Nuh as.. Beliau mendakwahi umatnya selama 950 tahun! Lihat QS al-Ankabut [29] 14. Yang luar biasa, beliau mendakwahi umatnya siang dan malam! Namun begitu, sebagaimana kita ketahui, orang-orang yang berhasil beliau dakwahi tidak banyak. Para pengikut beliau sangatlah sedikit. Banyak yang tak peduli dan lari. Banyak pula yang menentang dakwah beliau Lihat QS Nuh [71] 5-7. Demikian pula Nabi Ibrahim as. dalam mendakwahi kaumnya. Tantangan dakwah beliau sangat berat. Bahkan beliau harus berhadapan dengan penguasa bengis, Raja Namrud. Akibat dakwah beliau, beliau harus rela dibakar dengan nyala api yang sangat besar yang mengepung beliau Lihat QS al-Anbiya’ [21] 66-69. Tantangan dakwah juga dialami oleh Nabi Luth as., Nabi Musa as., dan para nabi/rasul yang lain. Hal yang sama tentu juga dialami oleh Baginda Rasulullah saw. dan para Sahabat beliau. Hanya karena dakwah, Rasulullah saw., misalnya, pernah dipukul sampai pingsan HR Muslim; dilempar dengan batu, dilempari saat melewati Pasar Dzul Majaz oleh Abu Lahab HR Ibnu Hibban; dilempari dengan kotoran unta saat sedang sujud oleh Uqbah bin Abi Mu’ith HR al-Bukhari; hendak diinjak lehernya oleh Abu Jahal saat beliau sedang shalat; diejek dan di-bully saat beliau berdakwah ke Thaif HR Ibnu Hisyam; dicaci-maki bahkan diludahi HR ath-Thabari; dituding gila, tukang sihir, pemecah-belah, dan lain-lain. Hal yang sama dialami oleh para sahabat beliau. Ragam penyiksaan, misalnya, dialami antara lain oleh suami istri, yaitu Yasir dan Sumayah, serta putranya, Ammar. Ada juga sahabat yang diikat, seperti dialami oleh Sa’id bin Zaid bin Amr bin Nufail dan ibunya HR al-Bukhari. Ada yang ditekan oleh Ibunya, seperti dialami oleh Saad bin Abi Waqash HR Ibnu Hibban. Ada yang dijemur di bawah terik matahari, seperti dialami Bilal bin Rabbah HR al-Hakim. Ada yang dilarang tampil dan menyerukan dakwah secara terbuka, seperti dialami oleh Abu Bakar HR al-Bukhari. Rasulullah saw. dan para sahabat juga pernah diboikot selama 3 tahun. Mereka tinggal di suatu lembah. Selama pemboikotan, banyak dari mereka yang kelaparan, terutama anak-anak HR Ibnu Saad dan adz-Dzahabi. Beliau dan para sahabat pun dihalang-halangi untuk berhijrah. Namun, semua itu tidak sedikit pun membuat mereka mundur dan surut dari jalan dakwah. Arah Perjuangan Dakwah Mengapa para nabi dan rasul Allah Swt. seluruhnya mengalami ragam tantangan, rintangan, dan gangguan di jalan dakwah? Jawabannya setidaknya ada dua. Pertama, karena arah perjuangan dakwah mereka jelas dan tegas menentang segala bentuk kekufuran dan kesyirikan; menentang rezim zalim; menentang sistem status quo yang notabene rusak dan merusak, yang bertentangan dengan risalah yang mereka emban. Itulah risalah tauhid. Risalah yang mengajari manusia agar menyembah dan mengabdi hanya kepada Allah Swt.. Tentu dengan menjalankan dan menerapkan seluruh syariat-Nya dalam seluruh aspek kehidupan mereka. Dengan begitu yang berlaku di tengah-tengah manusia hanyalah agama-Nya. Allah Swt. berfirman, هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا “Dialah Allah Yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan kebenaran agar Dia menangkan atas semua agama. Cukuplah Allah sebagai Saksi.” QS al-Fath [48] 28 Kedua, tentu karena konsistensi, keistikamahan, dan keteguhan mereka di jalan dakwah. Tak ada sedikit pun sikap putus asa, gentar, apalagi takut. Mereka pantang mundur dari jalan perjuangan di jalan Allah. Bahkan teror kaum kafir terhadap mereka semakin menambah keimanan kepada Allah Swt. dan makin menguatkan keyakinan mereka akan pertolongan-Nya. Allah Swt. berfirman, الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ “Mereka ditakut-takuti oleh orang-orang yang berseru, Sungguh orang-orang telah berkumpul untuk menyerang kalian. Karena itu takutlah kalian kepada mereka!’ Namun, seruan itu malah makin menambah keimanan mereka. Mereka berkata, Cukuplah Allah Penolong kami dan Dia adalah sebaik-baik Penolong.’” QS Ali Imran [3] 173 Karena itulah, sebagaimana Rasulullah saw. dan para sahabat, hendaknya para pengemban dakwah hari ini tetap fokus pada arah perjuangan dakwah mereka. Arah perjuangan dakwah yang hakiki tentu harus tertuju pada penegakan sistem kehidupan Islam atau penerapan syariat Islam secara kafah dalam seluruh aspek kehidupan. Memelihara Sikap Optimis Karena itu meski tantangan, rintangan, dan gangguan di jalan dakwah sudah pasti terjadi, sudah selayaknya para pengemban dakwah tetap memelihara sikap optimis. Optimis bahwa pada akhirnya pertolongan Allah Swt. akan segera tiba dan kemenangan dakwah akan segera datang. Sebabnya, pertolongan Allah Swt. itu amat dekat. Demikian sebagaimana firman-Nya, أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ “Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, sementara belum datang kepada kalian seumpama yang pernah dialami oleh orang-orang sebelum kalian. Mereka ditimpa ragam kesulitan dan bahaya serta berbagai guncangan hingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersama beliau berkata, Kapankah datang pertolongan Allah?’ Ingatlah sungguh pertolongan Allah itu amat dekat.” QS al-Baqarah [2] 214 Karena itu pula, agar kita selalu optimis Pertama, harus ditanamkan ke dalam hati kita dan umat ini, bahwa Islam adalah agama yang hak, yang diturunkan oleh Allah Swt. untuk mengatur seluruh kehidupan umat manusia QS al-Maidah [5] 3. Kedua, harus ditanamkan ke dalam hati kita dan umat ini, bahwa kita adalah umat terbaik QS Ali Imran [3] 110. Karena itu Allah menetapkan kita dan umat ini sebagai pemimpin dunia, dengan membawa peradaban Islam yang sempurna QS al-Baqarah [2] 143. Ketiga, Allah Swt. juga memerintahkan kita menerapkan pemerintahan berdasarkan wahyu yang telah Dia turunkan QS al-Baqarah [2] 49. Ini merupakan keniscayaan, bahwa kita dan umat ini adalah pemimpin seluruh umat manusia. Keempat, Allah Swt. telah berjanji akan memenangkan agama-Nya atas semua agama yang lain QS at-Taubah [9] 33; QS al-Fath [48] 28; QS ash-Shaff [61] 9. Janji ini telah dipenuhi oleh Allah ketika Nabi Muhammad saw. masih hidup. Ketika Islam dimenangkan atas seluruh agama baik Yahudi, Nasrani, Paganisme, maupun yang lain. Ketika itu ideologi belum lahir. Setelah ideologi Kapitalisme dan Sosialisme lahir, Islam memang secara politik dikalahkan, khususnya setelah Khilafah Islam dihancurkan oleh konspirasi kaum kafir, 3 Maret 1924 M. Namun, yakinlah, sesuai dengan janji Allah Swt., Islam akan kembali Dia menangkan atas seluruh ideologi yang ada di dunia. Apalagi Allah Swt. pun berjanji akan memberikan kembali Kekhalifahan-Nya kepada kaum mukmin dan orang-orang yang melakukan amal saleh, yang tidak menyekutukan Allah dengan yang lain sedikit pun QS an-Nur [24] 55. Kelima, harus ditanamkan ke dalam hati kita dan umat ini bahwa menegakkan Islam dan seluruh syariatnya dalam seluruh aspek kehidupan ini adalah wajib. Haram umat ini dan seluruh manusia diperintah dan dihukumi bukan dengan syariat Allah Swt., sebagaimana yang terjadi hari ini. Sebabnya, siapa pun yang tidak memerintah dan berhukum dengan syariat-Nya bisa terkategori kafir, zalim, atau fasik Lihat QS al-Maidah [5] 44,45 dan 47. Keenam, harus ditanamkan ke dalam hati kita dan umat ini bahwa setelah semua upaya terbaik sudah dilakukan, maka berikutnya adalah urusan Allah Swt. Lihat QS ath-Thalaq [65] 3. Dengan kata lain, kita wajib bertawakal kepada Allah Swt. dengan terus melakukan ikhtiar yang terbaik. Inilah yang menjadi hujah kita di hadapan-Nya kelak. WalLâhu a’lam. [] Hikmah Allah Swt. berfirman, وَٱصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِٱللَّهِ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِى ضَيْقٍ مِّمَّا يَمْكُرُونَ – إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوا وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ “Bersabarlah Muhammad dan kesabaranmu itu tidak akan terwujud kecuali dengan pertolongan Allah. Janganlah engkau bersedih hati terhadap kekafiran mereka. Jangan pula bersempit dada terhadap tipudaya yang mereka rencanakan. Sungguh Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan para pelaku kebaikan.” QS an-Nahl [16] 127-128.[MNews/Rgl] === Sumber Buletin Kaffah No. 226 04 Jumadilakhir 1443 H/7 Januari 2022 M
111 Bolehkah Kita Mengelakkan Tribulasi atau Mengurangkan Tekanannya atau Mengelakkannya Merupakan Penyelewengan dari Jalan Dakwah?. Ada orang menggambarkan bahawa dengan sedikit berpolitik, diplomasi dan menggunakan kecerdikan dan perlaksanaan yang baik dapat mengelakkan ujian dan bencana dari menimpa para pendokong dakwah dan memimpin para pendokong dakwah serta menjauhkan mereka dari Oleh Winda S Septiana, [email protected] Rasulullah berdakwah tidak sekadar meminta masyarakat untuk melaksanakan ibadah yang bersifat individu. Tapi sampai menjadi islam tegak di muka bumi dan menjadi tatanan sebuah kehidupan dalam bermasyarakat. Sebab itu, dakwah adalah sebuah perjalanan panjang dan berat. Bahkan perjalanan dakwah bisa lebih panjang usianya daripada usia kita para dai. “Dakwah ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu sikap Totalitas. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama dakwah dan dakwah pun melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barangsiapa yang lemah dalam memikul beban dakwah, ia akan terhalang dari pahala besar seorang mujahid dan tertinggal bersama orang-orang yang duduk tanpa mengambil peran. Lalu Allah akan mengganti mereka dengan generasi lain yang lebih baik dan lebih sanggup memikul dakwah ini.” Hasan Al-Banna Ada Beberapa tingkatan dakwah yang harus dilalui untuk sampai pada tingkatan tertinggi, antara lain 1. Membina Individu Pada tahapan pertama dalam dakwah individu yaitu dengan membina orang terdekat. Mengikat dengan halaqoh yang bersifat terus-menerus dalam waktu yang panjang demi mengupayakan perbaikan ruhiyah secara Individu, agar terciptanya pribadi yang shalih serta berdaya guna. 2. Membina keluarga Setelah selesainya di tahapan pembinaan individu, tugas seorang dai adalah membina keluarganya untuk menjadi keluarga yang Rabbani, keluarga yang mampu mentauhidkan Allah. Agar dari keluarga yang terbina lahirlah dari sana generasi-generasi yang akan meneggakkan agama Allah di belahan bumi manapun saat kakinya berpijak. 3. Membina masyarakat Setelah selesai dalam pembinaan keluarga, sehingga terbentuknya kader kader dakwah dari keluarga para dai, maka masing-masing keluarga daiyah itu mempunyai tanggung jawab dakwah dalam membina masyarakat. 4. Membangun bangsa dan negara Seiring perjalanan waktu dalam membina keluarga dan masyarakat, maka keluarlah dan bergeraklah, kini saatnya membangun peradaban dalam skala yang lebib besar. Membangun Bangsa dan Negara. 5. Membangun peradaban dunia Jika sudah melewati tahapan dakwah sampai tingkat Negara, maka sampailah kita pada titik puncak tertinggi dan bangunlah peradaban dunia yang baru dengan menjadikan islam sebagai sebuah tatanan kehidupan dalam bermasyarakat. Agenda para dai adalah satu rangkaian panjang sehingga islam mampu tegak di muka bumi. Yang tidak hanya sekadar lingkaran, tidak hanya sekadar dauroh, tidak hanya sekadar kajian-kajian bulanan. Tapi lebih besar lagi tujuan dakwah kita. Yaitu untuk menciptakan sebuah tatanan kehidupan baru yang berlandaskan aturan-aturan islam. Sebab, hakikat setiap kita adalah dai maka sudah semestinya kita membina individu sampai kalimat Allah tegak di seluruh penjuru bumi. Usia kita mungkin tidak akan sampai pada peradaban dunia baru. Tapi Allah telah mencatat kita sebagai bagian dari perjuangan di jalan dakwah ini. Perjalanan ini panjang dan berat. Sudah menjadi Tugas seorang dai untuk tidak hanya sekadar baik bagi diri sendiri, keluarga sendiri, dan tidak hanya selesai pada kehidupan di masyarakat yang baik. Tapi untuk dakwah yang lebih luas sehingga mampu mencakup ke seluruh penjuru di muka bumi. Sudah menjadi tabiat manusia itu senangnya santai santai dan seringkali terlena pada waktu luang. Namun jika amanah berat datang justru menghindar. Tapi percayalah wahai kader dakwah. Bahwa Allah, memilih kita para pengemban dakwah maka sangat tidak mungkin amanah itu salah sasaran. Saat amanah itu datang, maka bersiapsiagalah kita untuk mengembannya, bukan malah menghindar. Dan Allah memberikan ganjaran yang sesuai bagi perjuangan dan pengorbanan yang kita berikan untuk dakwah. Sebesar apa perjuangan dan pengorbanan yang kau berikan untuk dakwah. Sebesar itu juga pahala yang Allah berikan untuk kita. Begitu juga dengan kedudukan kita di mata Allah itu setara dengan perjuangan dan pengorbanan yang kita berikan untuk dakwah. Maka berikanlah yang terbaik untuk Allah. Apa yang telah mereka para salafush shalih berikan untuk dakwah sungguhlah tidak ada tandingannya sedikitpun dengan yang kita berikan hari ini. Mereka lah para pembangun dakwah di awal perjuangan, kita sebagai generasi setelah mereka menjadi penerus perjuangan panjang ini. Bersabarlah sampai Allah katakan “Cukup sampai di sini!”. Maka persiapkanlah dirimu sebelum berdakwah. Sebelum membina. Sehingga membina dengan kualitas jihad. Siapkan materi, Fisik, Ruhiyah dan Cinta pada jalan ini. Jihad menjadi satu kewajiban bagi setiap kita, baik dalam keadaan ringan ataupun berat seperti dalam firmanNya QS. At-Taubah 9 Ayat 41 Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” Dakwah juga ibarat jual beli dengan Allah. Sungguh tidak pernah merugi atas apa yang kita jual kepada Allah, pada harta keluarga dan jiwa sungguh itulah kepunyaan Allah. Allah abadikan dalam firmanNya QS. At-Taubah 9 Ayat 111 “Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, sebagai janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual-beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung.” Sudah menjadi hakikat bagi seorang kader dakwah untuk berjuang bersama-sama, berlomba dalam menebar benih kebaikan, di dalam barisan itu ada keberkahan, ada cinta dan sayap-sayap malaikat yang menaungi tiap perjumpaan para kader dakwah. Ambil peranmu dalam dakwah, sebab dakwah akan tetap berjalan dengan adanya kamu atau tidak dalam barisan. Wallahualam. [] DALAMmeniti perjuangan dakwah, ada satu hal yang berat dilakukan tapi mutlak dijaga agar irama dakwah bisa berjalan seimbang, yaitu: ukhuwah (persaudaraan). Hal itu bisa terealisasi ketika hati masing-masing dai dalam biduk dakwah bisa tertata. Jika hati sudah tertata, maka sangat mudah untuk menjaga irama dakwah.
Dalamperkembangan selanjutnya, fenomena dakwah digital di medsos lebih banyak mengarah pada penyimpangan. Dakwah digital di medsos menjadi seperti ruang publik terbuka yang tidak berisi pencerahan, alih-alih pembodohan dan penyesatan. Alhasil, terjadi pendangkalan atas pemahaman ajaran Islam di tengah masyarakat.
11K views, 38 likes, 4 loves, 0 comments, 113 shares, Facebook Watch Videos from Mp3 Kajian & Ebook Salaf: ⏭️ JALAN DAKWAH ITU BERAT, TIDAK SEMBARANG IC1y7uu. 44 401 484 235 464 76 96 125 123

jalan dakwah itu berat